cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan
ISSN : 16936418     EISSN : 2580247X     DOI : -
Core Subject : Education,
EDUKASI is a peer-reviewed scientific journal that focuses on Religious Educational Research. It published by Center for Research And Development of Religious Education, Republic Indonesia Ministry of Religious Affairs, since 2003 and had been released three times a year. Now (since 2017) it governed in associated and corporated to Religious Researchers Association. And since 2009 it had been accredited by Indonesian Science Institution. Nowadays are about to prepare for becoming International Journal reputation that would be indexed at global high ranked index. As the scientific reading material publication, the EDUKASI aimed to provide readers with a better comprehensive understanding of Religious Educational Studies in Indonesia, and even around Asia countries and the world. We invited all researchers, lecturers, teachers, and whoever interested and have a manuscript of religious education to send off what you have been researched and reported to be published in EDUKASI. The articles should be original, unpublished and not under review for possible publication in any other journals. All submitted manuscripts will be blindly-reviewed by qualified academics in the field. This process may take several weeks or months.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 2, AGUSTUS 2012" : 8 Documents clear
KESIAPAN MADRASAH DALAM PELAKSANAAN WAJIB BELAJAR 12 TAHUN Nurudin Nurudin
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 2, AGUSTUS 2012
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1456.536 KB) | DOI: 10.32729/edukasi.v10i2.158

Abstract

AbstractThe purpose of this study is to determine: 1) local government policies in the implementation of 12-year compulsory education, 2) policies of the Ministry of Religious Affairs on the implementation of 12-year compulsory education in Madrasah Aliyah (Islamic Senior High School) and 3) the readiness of Islamic Senior High School in infrastructure, financial, and educational staff aspects of 12-year com­pulsory education. This study used the qualitative approach with a policy analysis. Data sources were obtained and collected from interviews, observation and documentation. The findings included: comple­tion of 9-year compulsory education at Elementary School/ Islamic Elementary School and Junior High School / Islamic Junior High School in Districts / Cities of the study target areas completed, except for a small portion of areas whose GER and NER have not met 95% as pilot program requirements of 12- year compulsory education. Policies of Provincial, District, and City Governments have largely led to the pilot program of 12-year compulsory education. Meanwhile, the policies of the Ministry of Religious Affairs had not prepared the regulatory device, either regulations, guidelines or other technical guidance related to the pilot program of 12-year compulsory education in Islamic Senior High School. The as­pect of the availability of infrastructure and facilities in Public Islamic Senior High School is adequate and appropriate to the national standards, whereas most Private Islamic Senior High School does not meet minimum standards based on the standardized infrastructure and facilities. Meanwhile, for the financing aspect, no balance between revenue and expenditure is yet found, especially at Private Islamic Senior High School annually.AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) kebijakan Pemerintah daerah terhadap penye­lenggaraan wajib belajar 12 Tahun, 2) kebijakan Kementerian Agama terhadap pelaksanaan program wajib belajar 12 tahun di Madrasah Aliyah dan 3) kesiapan Madrasah Aliyah dalam aspek sarana­prasarana, pembiayaan, dan tenaga kependidikan dalam program wajib belajar 12 tahun. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis kebijakan (policy analysis). Sumber data digali dan dikumpulkan dari hasil wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ditemukan antara lain: Penuntasan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun pada jenjang SD/MI dan SMP/MTs di Ka­bupaten/Kota pada daerah sasaran penelitian telah tuntas, kecuali sebagian kecil daerah yang APK dan APM belum memenuhi 95% sebagai sarat rintisan program wajib belajar 12 tahun. Kebijakan Pemda Propinsi, Kabupaten, dan Kota sebagian besar telah mengarah pada rintisan program wajib belajar 12 tahun. Sedangkan kebijakan Kementerian Agama belum menyiapkan perangkat regulasi, baik peraturan, pedoman, dan petunjuk teknis lainnya terkait rintisan program wajib belajar 12 tahun di madrasah Aliyah. Pada aspek ketersediaan sarana prasarana di MAN telah memadai dan sesuai standar nasional, sebaliknya di madrasah swasta sebagian besar belum memenuhi standar minimum berdasarkan standar sarana prasarana. Dan pada aspek pembiayaan belum terjadi keseimbangan antara pendapatan dan pengeluaran khususnya pada madrasah swasta dalam setiap tahunnya.
KOMPETENSI KEPALA MADRASAH ALIYAH Umul Hidayati
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 2, AGUSTUS 2012
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.96 KB) | DOI: 10.32729/edukasi.v10i2.159

Abstract

AbstractThe purpose of this study is to determine the competence of heads of Madrasah Aliyah (Islamic Senior High Schools), which includes five competencies, namely Personality Competence, Managerial Competence, Supervision Competence, Entrepreneurial Competence and Social Competence. This study used the survey approach in six provinces, namely: Banten, Jakarta, West Java, Central Java, Yogyakar­ta and East Java. The findings show that the competence of heads of Madrasah Aliyah (Islamic Senior High Schools) is included in sufficient category with a mean score of 3.8, or about 76% meets the NES. Of the five circumstances, the social competence is the best competence with a score of 4.1 or 82% meets the NES and the entrepreneurial competence is the worst competence with a score of 3.5 or 70% which meets the National Education Standards (NES). AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kompetensi Kepala Madrasah Aliyah yang menca­kup lima kompetensi yaitu Kompetensi Kepribadian, Manajerial, Supervisi, Kewirausahaan dan Sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan survei yang dilakukan di enam propinsi yaitu: Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakart dan Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukan bahwa kompetensi kepala Madrasah Aliyah termasuk kategori cukup dengan rerata skor 3.8 atau sekitar 76% memenuhi SNP. Dari lima kompetensi tersebut, kompetensi sosial merupakan kompetensi terbaik de­ngan skor 4.1 atau 82% memenuhi SNP dan kompetensi kewirausahaan merupakan kompetensi paling kurang baik dengan skor 3.5 atau 70% memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP) .
PENDIDIKAN AGAMA ALTERNATIF: STUDI KASUS SEKOLAH ALAM NURUL ISLAM YOGYAKARTA Wahid Khozin
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 2, AGUSTUS 2012
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.466 KB) | DOI: 10.32729/edukasi.v10i2.155

Abstract

AbstractIn the current age of information, it is increasingly difficult to find a moral bulwark for students who are unsurprisingly still in the developmental age. Some experts indicate that the last bulwark is in religious education. However, religious education yet still receives criticism, excessively oriented to knowledge that has not been able to substantially change the behavior of students in accordance with the religious education they have learned. In the context of taking the religious education closer to the behavior of students in the society, alternative religious education could be an option of solution. In this regard, this is what Sekolah Alam Nurul Islam (Nurul Islam Natural School) of Yogyakarta provides, which is to integrate religious education into other subjects. AbstrakDi era informasi seperti sekarang ini semakin sulit menemukan benteng moral bagi anak didik yang nota bene masih dalam usia perkembangan. Beberapa ahli mensinyalir bahwa benteng terakhir berada pada pendidikan agama. Namun, pendidikan agama toh masih mendapat kritik, yang terlalu ber­orientasi pada pengetahuan sehingga belum banyak bisa mengubah perilaku peserta didik sesuai dengan pendidikan agama yang diperolehnya. Dalam konteks mendekatkan antara pendidikan agama dengan perilaku peserta didik dalam masyarakat maka pendidikan agama alternatif bisa menjadi pilihan sebagai solusi. Dan ini yang dilakukan Sekolah Alam Nurul Islam Yogyakarta yaitu dengan mengintegrasikan pendidikan agama ke dalam mata pelajaran lainnya.
REFORMULASI PARADIGMA KAJIAN KEISLAMAN DI PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM (PTAI) Saifullah Saifullah
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 2, AGUSTUS 2012
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.214 KB) | DOI: 10.32729/edukasi.v10i2.160

Abstract

AbstractIn the midst of highly rapid social changes, currently the PTAIs /IAINs are facing various problems. On one hand, the PTAIs / IAINs are in crucial period of their development, while on the other hand, the PTAIs are also at the intersection between: 1) various scientific traditions, 2) state and civil society, and, 3) science and religious education and general studies. Therefore, in the face of these issues, PTAI must seek to respond to the existing challenges and the need to reformulate a new paradigm in accordance with the needs of society, which rest on three main pillars, namely independency in management or autonomy, accountability and quality assurance, and with reference to the Three Responsibilities of Higher Education: education / teaching, community service and research. This paper tries to describe how PTAI provides efforts in response to changes in the surrounding and any attempt to do by PTAI in accordance with the global market demands while characterizing the Islamic professionalism. AbstrakDi tengah perubahan sosial masyarakat yang begitu cepat, saat ini PTAI/IAIN dihadapkan pada berbagai persoalan. Satu sisi PTAI/IAIN berada pada periode sangat menentukan dalam perkembang­annya; sementara di lain pihak PTAI juga berada pada titik temu antara: 1) berbagai tradisi ilmiah, 2) negara dan masyarakat sipil, dan, 3) ilmu pengetahuan dan pendidikan agama serta ilmu pengeta­huan umum. Oleh karena itu, dalam menghadapi persoalan tersebut, PTAI mesti berupaya merespon tantangan yang ada dan perlunya mereformulasikan kembali paradigma baru sesuai kebutuhan ma­syarakat yang bertumpu pada tiga pilar utama, yaitu kemandirian dalam pengelolaan atau otonomi, akuntabilitas (accuntability) dan jaminan mutu (quality assurance), serta dengan mengacu kepada Tridharma Perguruan Tinggi yaitu: pendidikan/pengajaran, pengabdian masyarakat dan penelitian. Tulisan ini berusaha mendeskripsikan bagaimana upaya PTAI dalam merespon perubahan yang terjadi sekitarnya dan upaya apa saja yang harus dilakukan PTAI sesuai dengan tuntutan pasar global dan tetap mencirikan profesionalitas keislaman-nya.
BUILDING PEACE GENERATION: HOW THE ISLAMIC VALUES OF PEACE TO BE EDUCATED IN INDONESIA Ayi Yunus Rusyana
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 2, AGUSTUS 2012
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.795 KB) | DOI: 10.32729/edukasi.v10i2.156

Abstract

AbstrakDalam dua tahun terakhir, Indonesia mengalami masalah yang sangat kompleks berhubungan demgan kekerasan yang terjadi di dalam masyarakat. Anak-anak atau remaha biasanya menjadi korban konflik dan kekerasan tersebut. Sayangnya, problem ini telah diasosiasikan dengan ajaran Islam sejak peristiwa bom Bali pada tahun 2001 dan 2002 yang melibatkan beberapa pesantren dan siswa muslim. “Peace Generation” (PG), yang didirikan di Bandung-Jawa Barat, telah mengembangkan program pendidikan perdamaian yang kreatif yang didasarkan kepada ajaran Islam. Komunitas ini telah mem­produksi beberapa seri modul yang disebut dengan “12 Nilai Perdamaian” yang diajarkan di sekolah Islam dan komunitas remaja lainnya. Selain itu, Peace Generation telah menciptakan beberapa program dalam rangka menyebarkan nilai-nilai dasar perdamaian. Respon dari beberapa siswa menunjukkan bahwa program ini telah diimplementasikan dengan sukses. Dengan demikian, kita bisa melihat bahwa Islam dapat memainkan peranan yang sangat penting dalam menyebarkan nilai-niali perdamaian jika kita mengembangkan ajaran Islam dengan cara yang kreatif.AbstractFor the two last decades, Indonesia has experienced a critical problem related to violence amongst its citizens. Children or young people usually become the victims of the conflict and violence. Unfortu­nately, this problem has been associated with Islamic teaching since the Bali Bombings in 2001 and 2002 involving some Pesantren (Islamic Schools) and Islamic students. “Peace Generation” (PG), founded in Bandung, West Java, has been developing a creative peace education program based on Islamic teaching. It has produced a unique series of modules, entitled “12 Basic Values of Peace,” which are taught in Islamic schools as well as youth communities. In addition, Peace Generation has created some great programs to disseminate Islamic values of peace. The responses of students show that this program has been successfully implemented. Therefore, we can see that Islam is able to play a significant role in spreading the values of peace if we develop Islamic teaching in creative ways.
ORIENTASI PENDIDIKAN PESANTREN SALAFIYAH: Studi Kasus Pesantren Benda Kerep Cirebon Ta'rif Ta'rif
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 2, AGUSTUS 2012
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (392.966 KB) | DOI: 10.32729/edukasi.v10i2.161

Abstract

AbstractPesantren is the oldest educational institution in Indonesia, which is also a subculture that has been fused and colored to the patterns of social life of religious affairs, nation and state in Indone­sia. Over the time, many pesantrens are transforming themselves. The teaching methods, culture and even pesantren orientation are shifting together with the flow of changing times. The presence of these changes is expected to continue to address the needs of schools and the increasingly complex problems of the people. However, unlike the case of Benda Kerep Islamic Boarding School, a pesantren located at Benda Kerep Block, Argasunya Village, Harja Mukti Sub-district, Cirebon City, West Java. In the middle of the swift current of changes, this pesantren remains committed and defended the noble values and the past traditions. Changes hardly occur either in social, cultural, religious, and learning method aspects. External system changes do not change the existing education traditions and systems. Even the caregivers, using the legitimacy of the pesantren’s founders try desperately to maintain the traditions as an advantage and uniqueness.AbstrakPesantren merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang juga merupakan subkultur yang telah menyatu dan mewarnai corak kehidupan sosial keagamaan, berbangsa dan bernegara di In­donesia. Seiring dengan berjalannya waktu, banyak pesantren yang kemudian mengalami transformasi diri. Metode pengajaran, kultur, bahkan orientasi pesantren bergeser mengikuti arus perubahan zaman. Melalui perubahan ini diharapkan kehadiran pesantren dapat senantiasa menjawab kebutuhan dan pro­blematika umat yang semakin kompleks. Namun demikian, berbeda halnya dengan Pondok Pesantren Benda Kerep, sebuah pesantren yang berlokasi di Blok Benda Kerep Desa Argasunya, Kecamatan Harja Mukti – Kota Cirebon Jawa Barat. Di tengah derasnya arus perubahan, pesantren ini tetap istiqamah mempertahankan nilai-nilai luhur dan tradisi masa lalu. Perubahan hampir tidak terjadi baik dalam kehidupan sosial, kultural keagamaan, serta metode pembelajarannya. Perubahan sistem di luar tidak serta merubah tradisi dan sistem pendidikan yang ada. Bahkan para pengasuh, dengan menggunakan legitimasi wasiat para pendiri pesantren, berupaya sekuat tenaga mempertahankan tradisi tersebut se­bagai sebuah kelebihan dan keunikan tersendiri.
HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU AGAMA DENGAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMP PGRI 1 CIBINONG Masruro Masruro
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 2, AGUSTUS 2012
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.825 KB) | DOI: 10.32729/edukasi.v10i2.157

Abstract

AbstractThis study used the descriptive analytic method with the survey technique, which took place in May and June 2012 at SMP (Junior High School) PGRI 1 Cibinong, Bogor District. This study population was students of grade VIII of SMP PGRI 1 Cibinong, Bogor District, amounting to 426 students. Sam­ples taken were 20% of the population numbered 86 students, using the proportional sampling cluster technique. From the results of correlation analysis using the Kendall Tau-b formula, it is shown that most teacher pedagogical competence variables (X), which include sub-variables of mastery of learning theory and principles of educating (X1), ability to conduct educational learning (X3), ability to facilitate potential development of students (X4), ability to communicate effectively, empathetically and politely with students (X5), and ability to conduct assessment and evaluation process and learning outcomes (X6), are significantly correlated with the students’ motivation variables (Y1). Only one sub-variable, namely the implementation of curriculum development PAI (X2), is not significantly correlated positi­vely with students’ learning motivation (Y1). Teacher pedagogical competence (X) is not significantly associated with student achievement in general positively (Y2), but significantly correlated with lear­ning achievement sub-variable, namely as the formative achievement (Y2.1).AbstrakPenelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan teknik survai yang berlangsung pada bulan Mei sampai Juni 2012 di SMP PGRI 1 Cibinong, Kabupaten Bogor. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP PGRI 1 Cibinong, Kabupaten Bogor yang semuanya berjumlah 426 orang. Sampel diambil sebanyak 20 % dari populasi sehingga terdapat 86 orang dengan menggunakan teknik cluster proportional sampling. Dari hasil analisis korelasi menggunakan rumus Tau-b Kendall menunjukkan sebagian besar variabel kompetensi pedagogik guru (X) yang meliputi sub variabel pe­nguasaan teori belajar dan prinsip-prinsip mendidik (X1), kemampuan menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik (X3), kemampuan memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik (X4), kemampuan berkomunikasi efektif, empatik dan santun dengan peserta didik (X5), dan kemampuan menyelenggara­kan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar (X6) berhubungan nyata dengan variabel motivasi belajar siswa (Y1). Hanya satu sub variabel, yaitu implementasi pengembangan kurikulum PAI (X2) yang tidak berhubungan nyata positif dengan motivasi belajar siswa (Y1). Kompetensi pedagogik guru (X) tidak berhubungan secara nyata positif dengan prestasi belajar siswa secara umum (Y2), namun berhubungan nyata positif dengan sub variabel prestasi belajar yaitu prestasi formatif (Y2.1).
UPAYA PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI PONDOK PESANTREN HJ. HANIAH MAROS SULAWESI SELATAN Abdul Muin
EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 2, AGUSTUS 2012
Publisher : Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.209 KB) | DOI: 10.32729/edukasi.v10i2.162

Abstract

AbstractThe purpose of this paper is to reveal how the quality of education in this Islamic boarding school is, particularly related to education facilities, curriculum and strategies of education quality improve­ments. This study used the qualitative method. Findings of this study are: first, education infrastructure and facilities are relatively complete and adequate, which are supported by the atmosphere of the Islamic boarding school that is full of simplicity and modesty by habituation in implementing clean and healthy lifestyle. Second, the tafaqquh fi-al din (understanding of religion)-based curriculum compiled by the Islamic boarding school occupies the same degree (equal) to the curriculum prepared by the Ministry of Religious Affairs, so that both tafaqquh fi-al din (understanding of religion) studies and general studi­es have high electability, which is able to increase the quality of education and also generates interest and motivation of the people (parents) to put their children to the Islamic boarding school. Third, education in the Islamic boarding school has a strong independency because it is supported by substantial financial resources.AbstrakTujuan tulisan ini untuk mengungkapkan bagaimana mutu pendidikan di pondok pesantren ini, khususnya berkaitan dengan sarana pendidikan, kurikulum dan sterategi peningkatan mutu pendidik­an. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Hasil temuan studi ini adalah: Pertama, sarana dan fasilitas pendidikan relatif lengkap dan memadai, ini didukung oleh suasana kehidupan pondok pesan­tren yang penuh kesederhanaan dan kebersahajaan dengan pembiasaan menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Kedua, kurikulum yang berbasis tafaqquh fi-al din yang disusun oleh pondok pesantren ini menempati derajat yang sama (equal) dengan kurikulum yang disusun Kementerian Agama, sehinga baik kajian tafaqquh fi al-din maupun pelajaran umum memiliki electabilitas yang tinggi, hal ini mampu meningkatkan mutu pendidikan dan sekaligus membangkitkan animo dan motivasi masyarakat (orangtua) untuk memasukkan anaknya ke pesantren ini. Ketiga, penyelenggaraan pendidikan di pon­dok pesantren ini memiliki kemandirian yang kuat, karena didukung oleh sumber dana yang besar.

Page 1 of 1 | Total Record : 8


Filter by Year

2012 2012


Filter By Issues
All Issue Vol. 21 No. 2 (2023): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 21 No. 1 (2023): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 3 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 2 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 20 No. 1 (2022): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 3 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 2 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 19 No. 1 (2021): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 3 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 2 (2020): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 18 No. 1 (2020): EDUKASI: JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN Vol. 17 No. 3 (2019): EDUKASI: JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN Vol. 17 No. 2 (2019): EDUKASI: JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN Vol. 17 No. 1 (2019): EDUKASI: JURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN AGAMA DAN KEAGAMAAN Vol. 16 No. 3 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 2 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan Vol. 16 No. 1 (2018): EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan EDUKASI | Volume 15, Nomor 3, Desember 2017 EDUKASI | Volume 15, Nomor 2, Agustus 2017 EDUKASI | Volume 15, Nomor 1, April 2017 EDUKASI | Volume 14, Nomor 3, Desember 2016 EDUKASI | Volume 14, Nomor 2, Agustus 2016 EDUKASI | Volume 14, Nomor 1, April 2016 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 3, DESEMBER 2015 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 2, AGUSTUS 2015 EDUKASI | VOLUME 13, NOMOR 1, APRIL 2015 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 3, DESEMBER 2014 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 2, AGUSTUS 2014 EDUKASI | VOLUME 12, NOMOR 1, APRIL 2014 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 3, DESEMBER 2013 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 2, AGUSTUS 2013 EDUKASI | VOLUME 11, NOMOR 1, APRIL 2013 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 3, DESEMBER 2012 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 2, AGUSTUS 2012 EDUKASI | VOLUME 10, NOMOR 1, APRIL 2012 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 3, DESEMBER 2011 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 2, AGUSTUS 2011 EDUKASI | VOLUME 9, NOMOR 1, APRIL 2011 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 3, DESEMBER 2010 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 2, AGUSTUS 2010 EDUKASI | VOLUME 8, NOMOR 1, APRIL 2010 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 4, DESEMBER 2009 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 3, SEPTEMBER 2009 EDUKASI | VOLUME 7, NOMOR 2, JUNI 2009 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 4, DESEMBER 2008 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 3, SEPTEMBER 2008 EDUKASI | VOLUME 6, NOMOR 2, JUNI 2008 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 4, DESEMBER 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 3, SEPTEMBER 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 2, JUNI 2007 EDUKASI | VOLUME 5, NOMOR 1, MARET 2007 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 4, DESEMBER 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 3, JULI 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 2, JUNI 2006 EDUKASI | VOLUME 4, NOMOR 1, JANUARI 2006 EDUKASI | VOLUME 3, NOMOR 4, DESEMBER 2005 EDUKASI | VOLUME 3, NOMOR 3, SEPTEMBER 2005 EDUKASI | VOLUME 3, NOMOR 2, JUNI 2005 EDUKASI | VOLUME 3, NOMOR 1, APRIL 2005 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 4, OKTOBER 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 3, JULI 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 2, APRIL 2004 EDUKASI | VOLUME 2, NOMOR 1, JANUARI 2004 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 4, OKTOBER 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 3, JULI 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 2, APRIL 2003 EDUKASI | VOLUME 1, NOMOR 1, JANUARI 2003 More Issue